Penulis : Redaksi

“Krisis pangan harus kita lihat dalam dua sisi, yaitu sebagai ancaman dan sebagai peluang menjadi pemasok, karena wilayah Indonesia yang luas dan belum ter manfaatkan dengan baik. Jika kita manfaatkan dan berdayakan, maka ancaman krisis pangan justru menjadi peluang bagi kita,” imbuh Jokowi.

Sementara itu, terkait Rakornas Wasin tahun ini, Presiden mengingatkan seluruh pemangku kebijakan di pusat dan daerah untuk memperhatikan tiga hal penting dalam membelanjakan anggarannya.

Belanja Pemerintah Pusat dan daerah harus memperhatikan 3 hal penting, yaitu memberi nilai tambah, mampu membangkitkan ekonomi dalam negeri, dan harus efisien. Jangan sampai APBN kita yang sebesar Rp2.714 triliun dan APBD yang mencapai Rp1.192 triliun menguap ke luar, sebesar-besarnya harus dioptimalkan untuk dibelanjakan pada produk-produk dalam negeri,” tegas Presiden.

Presiden juga memerintahkan pemerintah daerah untuk segera membuat e-katalog lokal, karena hingga saat ini, dari total 514 kabupaten/kota dan 34 provinsi, baru sebanyak 123 Pemda yang telah menayangkan e-katalog lokal.

Dalam arahannya, Presiden mencontohkan perbandingan harga beberapa produk yang harganya sedikit lebih murah dari produk luar negeri. Di antaranya mesin jahit dan selang oksigen yang harganya sedikit lebih murah dari produk luar negeri. Presiden menginstruksikan agar para pemangku kebijakan terkait untuk membeli produk dalam negeri.

“Bahkan jika pun harganya lebih mahal, maka lebih baik kita gunakan produk dalam negeri. Pegang erat-erat anggaran belanja kita, belanjakan sebesar-besarnya kepada produk lokal, karena hal tersebut akan berimbas positif pada serapan tenaga kerja dan membuat produk lokal semakin berjaya,” kata Presiden.

Advertisements