Tanah Bumbu, lenterabanua.com – Pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di seluruh sekolah dari jenjang TK, SD dan SMP di Bumi Bersujud, yang mulai diberlakukan Senin (13/9/2021) kemarin, berlanjut.
Memasuki hari kedua pelaksanaan PTM di Kabupaten Tanah Bumbu, Selasa (14/9/2021,, terpantau, tak hanya memberikan kebahagian bagi orang tua, tapi juga disambut antusias peserta didik dan pihak sekolah.
Mereka mengaku senang bisa kembali belajar dan mengajar di sekolah, sejak dirumahkan satu setengah tahun lalu. Salah satunya di SD Negeri 8 Kampung Baru, Kecamatan Simpang Empat ini.

Tampak ada kerinduan yang besar bagi murid dan guru, dalam proses belajar mengajar seperti mengenang nostalgia masa lalu. Namun pelaksanaan PTM ditengah pandemi ini, ada sejumlah hal yang membuat berbeda dibanding ketika masih normal dulu.
Selain jumlah peserta didik yang terbatas, suasana bersosialisasi mereka masih terlihat canggung, akibat kebijakan jaga jarak. Keemudian yang paling terasa, adaptasi belajar di sekolah yang juga belum normal sepenuhnya.
Murid terkesan banyak lupa dengan pelajaran sebelumnya, meski tetap diajarkan secara daring dan luring selama dirumahkan. Begitupun dengan guru pengajar, tidak selincah dulu.

Mereka sadar pembelajaran tatap muka sangat dibutuhkan bagi guru dan murid dalam membangun komunikasi yang baik untuk mewujudkan proses belajar mengajar yang maksimal.
Menurut Kepala SD Negeri 8 Kampung Baru, Heri Sulistyo, siswa, wali murid dan para guru sangat antusias menyambut kegiatan PTM terbatas ini.
“Antusias masyarakat sangat luar biasa. Karena hampir 2 tahun tak belajar. Anak didik rindu dengan sekolah. Kami pun demikian sangat rindu dengan murid-murid. Dengan adanya PTM ini saya bahagia,” ucapnya mengungkapkan perasaannya.

Ia berharap, aktivitas tatap muka ini terus berlanjut, sehingga pihak sekolah bisa melahirkan generasi penerus yang cerdas.
Heri mengaku, selama 2 hari pertama kegiatan PTM di sekolahnya berjalan lancar dan tertib. Dilaksanakan pengajar dan anak didik secara baik. Kemudian adanya kerjasama apik pihak sekolah bersama orangtua murid.
“Selama pembelajaran berlangsung penerapan prokes sudah berjalan sesuai prosedur. Kami menyiapkan tempat cuci tangan, handsanitiser, pengukur suhu dan peralatan penunjang lainnya,” terangnya.

Dijelaskannya, jumlah murid di SDN 8 Kampung Baru sebanyak 620 ditampung di 22 rombel. Namun karena PTM terbatas, sehingga harus sistem belajar shif atau dibagi 2 setiap hari. Yakni satu hari ke sekolah dan satu hari belajar daring di rumah.
“Kami punya 30 guru pengajar, 27 orang diantaranya sudah menjakani vaksinasi. Sedangkan sisanya belum mendapatkan izin karena hamil dan lainnya memiliki riwayat penyakit,” dijelaskannya lagi.
Sementara kebahagian juga terpancar dari raut wajah para murid. Diantaranya Muhammad, murid kelas 5 SDN 8 Kampung Baru. Ia mengaku senang bisa kembali ke sekolah.

“Mudahan bisa seperti dulu, belajar di sekolah lebih bisa menambah ilmu yang banyak,” ucapnya seraya mengatakan ini alasannya memilih ikut PTM. ***