Penulis : Redaksi

Kotabaru, LENTERABANUA.COM – Rahmat selaku Kepala Desa Mulyoharjo Kecamatan Pamukan Utara Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, mengeluhkan tidak adanya fasilitas pendidikan jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) yang dekat hingga warganya terpaksa bersekolah di provinsi tetangga, Kalimantan Timur.

“SMA paling dekat dari sini sekitar 2 kilometer tapi masuk wilayah Provinsi Kaltim. Sedangkan sekolah milik Pemprov Kalsel jaraknya 25 kilometer,” keluh dia saat menghadiri kegiatan reses anggota Komisi II DPRD Provinsi Kalimantan Selatan, Muhammad Yani Helmi di balai Desa Pamukan Indah, Kamis (29/10/2020).

Dibeberkan Rahmat, selama 35 tahun ini anak-anak warga desanya terpaksa menumpang sekolah ke Kabupaten Paser Kalimantan Timur, lantaran tidak pernah dibangun fasilitas pendidikan jenjang SMA di dekat desanya oleh Pemprov Kalsel.

“Sempat ada SMA PGRI tapi tidak lama. Terakhir dua tahun lalu tutup karena bermasalah administrasi. Setelah itu tidak ada lagi,” beber dia.

Di wilayah itu, sambung dia, ada empat desa yang terpaksa lulusan SMP melanjutkan sekolah menumpang ke Kaltim demi bisa masuk SMA.

“Idealnya, di sini dibangun sekolah menengah atas (SMA) ataupun sekolah menengah kejuruan (SMK) agar tidak lagi menumpang ke Kaltim. Jangan ada kesenjangan pendidikan antara di kota dengan daerah perbatasan seperti kami. Terlebih soal fasilitas dan tenaga pengajar,” harap dia.

Senada, Kepala Desa Sekayu Baru Kecamatan Pamukan Utara Kabupaten Kotabaru, Lamsyah juga mengeluhkan hal yang sama. Dikatakan dia, warganya menginginkan adanya SMK dibangun di desanya, khususnya jurusan perkebunan dan pertanian sesuai dengan kebutuhan desa setempat.

“Memang jarak yang jadi persoalan utama. Lebih lagi, infrastruktur jalan di sini tidak mendukung. Minimal harus ada SMK, karena mayoritas disini banyak yang ingin melanjutkan sekolah kejuruan. Bahkan, warga desa kami yang juga berbatasan dengan Kaltim rata-rata menimba ilmu di sana daripada di Kabupaten Kotabaru sendiri,” kata dia.

Harus Merata
Bak gayung bersambut, anggota Komisi II DPRD Kalsel, Muhammad Yani Helmi mengaku kaget dengan tidak adanya fasilitas pendidikan tingkat SMA di wilayah tersebut.

Dikatakan dia, pendidikan harus menjadi prioritas tersebar merata disemua wilayah terutama Kalimantan Selatan.

“Yang pasti, saya malu dan hal ini akan segera menjadi catatan bagi Dinas Pendidikan untuk tingkat Provinsi Kalimantan Selatan,” janji dia.

Bahkan, Paman Yani, sapaan akrabnya berencana akan memanggil Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan datang ke DPRD Kalsel melalui Komisi mitra kerjanya untuk mengambil langkah konkrit menindaklanjuti keluhan warga Kecamatan Pamukan Utara ini.

“Aspirasi ini harus kita wujudkan bersama. Di sini harus ada SMA maupun SMK agar lulusan SMP di sini tidak perlu jauh-jauh lagi sekolah hingga ke Kaltim,” tutup dia.

Advertisements