“Sebagai bentuk perhatian pemerintah kabupaten terhadap kemakmuran mesjid,” tukasnya.
Ia optimis peluncuran program ini kedepan mampu melahirkan anak-anak penghapal Al-Qur’an dan menciptakan generasi muda penerus bangsa yang cemerlang.
Alumni Gontor Kepincut Program SDSM
Terpisah, alumni santri Pondok Pesantren Modern Gontor, Jawa Timur asal Kabupaten Tanah Laut, Kalsel Ustadz Nasrullah juga memuji Program SDSM. Pasalnya program yang diluncurkan Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu INI dinilai sangat bagus dalam proses melahirkan generasi muda penghapal Al-Qur’an. Selain itu kegiatannya dipandang unik.
“Menurut ulun (saya) ini program yang luar biasa. Sangat positif sekali, karena sekarang kan era globalisasi dan digitalisasi banyak anak-anak ketergantungan dengan smartphone. Adanya kegiatan itu bagus jika dijalankan,” terang Ustadz Nasrullah yang saat ini mengajar di Pondok Pesantren Nurul Hijrah Kecamatan Jorong ini.
Dikatakannya, metode Program SDSM dengan melibatkan 52 ribu peserta didik formal sebagai santri belajar mengaji dan hapalan Al-Qur’an di mesjid sangat efektif untuk mengurangi aktivitas mereka terhadap dominasi gawai dan game online atau sejenisnya.
Kegandrungan anak-anak terhadap badai teknologi akan terbatasi ketika mereka menjalani kegiatan sebagai santri di mesjid.
“Mengingat mesjid bukan saja sebagai tempat ibadah, tapi juga menjadi pusat peradaban dan ilmu pengetahuan. Itu sangat penting,” tuturnya.
Sehingga, anak-anak yang nyantri di Program SDSM bukan saja bakal memiliki bekal kecerdasan namun juga mempunyai karakter akhlaqul karimah.
“Harapannya mereka nanti terlahir sebagai penghapal Al-Qur’an dan cerdas, namun juga berakhlak baik,” tukasnya.
Ia berpendapat, Program SDSM ini sangat unik diakhir zaman saat ini. Karena sebenarnya kegiatan ke mesjid ini dulunya sudah ada. Namun belakangan semakin redup dan menghilang.