Penulis : Redaksi

Penulis : Zainal Hakim

Pesona pantai Rindu Alam di kabupaten Tanah Bumbu, yang terbentang sekitar 2 KM sungguh menawan. Pohon pinus melambai tampak elok mempesona, di iringi suara deburan ombak yang bersahabat. Mata dimanjakan pemandangan pasir pantai yang lumayan putih, menjadikan tempat wisata ini memiliki ciri khas tersendiri. Mampu menambatkan hati pengunjung, untuk mampir hingga betah bertahan…

TANAH BUMBU, LENTERABANUA.COM-Sabtu malam dipertengahan Desember 2020, langit mendung menyelimuti nyaris seluruh wilayah di kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Tak terkecuali di Pantai Rindu Alam di desa Betung, kecamatan Kusan Hilir. Gelapnya suasana destinasi wisata itu, tak membuat puluhan kalangan milenial beranjak pulang.

Ditengah kegelapan, pemuda-pemudi ini melakukan aktivitas. Sebagian besar sibuk mendirikan tenda-tenda besar untuk keperluan kegiatan mereka. Ditemani penerangan senter mereka bergotong royong. Namun belum lagi kelar pekerjaan, guyuran air hujan menghantam mereka. Sebagian kocar kacir mencari tempat berteduh, tapi masih banyak tetap bertahan melanjutkan tugasnya meski harus basah kuyup.

“Ayo kawan sini berteduh, nanti sakit. Hujannya sangat deras, kalian basah semua,” teriak seorang milenial kepada rekan-rekannya yang tak bergeming diguyur hujan.

Beruntung hujan deras malam itu segera berlalu, sehingga misi para pemuda mendirikan tenda-tend kelar sebelum tengah malam. Untungnya lagi, penerangan dengan menggunakan mesin diesel berfungsi tak berapa lama, hingga akhirnya mereka leluasa menyiapkan segala kebutuhan properti untuk kegiatan.

Saat ditanya, tujuan mereka berkumpul di hutan Pinus yang tumbuh subur di Pantai Rindu Alam itu, koordinator acara, Rita mengaku, pihaknya menggelar kegiatan camping bertajuk silaturahmi relawan milenial.

“Selain berkemah, Kamin juga menggelar malam keakraban. Terus ada berbagai game, berbagi cerita, masak-masak dan makan bersama,” ucap Rita yang tampak anggun dengan kerudung yang dikenakannya.

Ia menyebutkan, sengaja memilih tempat ini untuk menggelar kegiatan camping, karena tempatnya sangat cocok. Tak hanya indah, tapi juga nyaman dan sejuk. Hampir semua peserta camping menyukainya.

“Tapi sayang, jalan di dalam tempat wisatanya belum diaspal, sehingga ketika diguyur hujan jadi becek. Mudahan ini bisa menjadi perhatian pengelola dan pemerintah daerah,” pintanya.

Disudut lain, sejumlah pemuda asyik bermain gitar sembari bernyanyi didepan kemah-kemah kecil mereka. Suasana romantis malam itu sangat terasa, puluhan milenial berteduh dibalik jejeran pohon Pinus yang rindang, ditemani kuatnya suara deburan ombak laut, yang hanya berjarak belasan meter dari bibir pantai.

Jelang minggu dini hari, suara senyap menyelimuti lokasi camping ini, hingga kembali terjadi hiruk pikuk kala adzan subuh berkumandang. Perlahan tapi pasti, sang fajar mulai menyingsing dari ufuk timur, menerangi pantai Rindu Alam. Pemandangannya sangat indah.

Semakin siang, lokasi pantai ini kian ramai dikunjungi. Secara bergelombang, pelancong datang dari berbagai daerah. Ada yang naik motor berboncengan, juga terlihat menggunakan mobil, bahkan rombongan angkutan umum berupa bus. Hampir semua sudut dipenuhi para pengunjung.

Jika dihitung, kisaran pengunjung mencapai ratusan orang, bahkan bisa ribuan karena kedatangan mereka silih berganti. Tak hanya orang dewasa, bocah kecil yang ikut orangtuanya juga tak sedikit. Tapi yang lebih dominan kalangan milenial dan remaja. Diantaranya Hesti dan Winda Aprilia, 2 sahabat asal Pagatan, Kusan Hilir ini.

Keduanya mengaku untuk kesekian kalinya rekreasi ke pantai ini. Alasannya kerap berkunjung ke Rindu Alam, karena tempatnya tak membosankan. Selain itu, panorama alamnya sangat indah, sehingga betah berlama-lama.

“Namun yang paling kuat alibi kam sering bertamasya ke tempat wisata ini, karena hutan Pinusnya yang rindang dan lokasi spot fotona yang variatif,” ucap keduanya berbarengan.

Meski kagum dengan destinasi ini, ada satu hal yang menjado sorotan mereka, terkait pengelolaan sampah yang belum maksimal. Keduanya menyarankan agar kebersihan pantai ini dikelola secara terpadu, sehingga memberikan efek positif. Tak hanya nyaman dipandang, juga akan bernilai ekonomis.

“Kami berharap, destinasi ini akan menjadi tujuan wisata unggulan, dengan pengelolaan yang baik. Tentunya kedepan menjadi tempat wisata yang maju dan banyak dikunjungi pelancong,” pungkas keduanya.

Jaraknya Hanya 37 KM Dari Batulicin

Lokasi Rindu Alam sendiri berada di desa Betung, kecamatan Kusan Hilir, kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Jaraknya kurang lebih berada sekitar 37 Kilometer dari Batulicin, ibukota kabupaten Tanah Bumbu. Tapi jika ditempuh dari Banjarmasin, Ibu kota provinsi Kalsel/ lokasi ini butuh waktu perjalanan 4-5 jam, dengan jarak 230 KM.

Pantai ini merupakan tempat rekreasi menarik bagi masyarakat, baik untuk piknik bersama keluarga, teman maupun rekan kerja. Pantai Rindu Alam memiliki hamparan pasir putih yang indah. Deburan ombak dan hembusan angin yang dipancarkan seolah memanggil pengunjung untuk merasakan betapa nyamannya berenang di pantai ini. Aktivitas berenang di pantai Rindu Alam ini cukup aman, sepanjang tidak terlalu jauh dari bibir pantai dan butuh kehati-hatian.

Untuk dapat menikmati kunjungan wisata ke pantai ini, pengunjung bisa datang mulai pukul 07.00 pagi hingga jam 10.30 malam.

Tempat piknik ini dilengkapi Fasilitas yang cukup, seperti gazebo yang bisa digunakan tempat bersantai, water boom mini bagi anak-anak, kamar mandi dan toilet umum, hingga warung-warung penjaja makanan. Sehingga pengunjung tak perlu khawatir bakal kelaparan.

Dengan garis pantai yang cukup panjang, yakni lebih 1 KM dengan lebar pasir menjorok ke laut lebih dari 30 meter. Sehingga pengunjung leluasa beraktivitas di bibir pantai. Pasir pantai yang berwarna putih dengan tekstur halus, serta kemiringan yang landai melengkapi kesempurnaan potensi pantai ini.

Bentuk Pantai Rindu Alam sepintas seperti menyerupai sebuah pulau lantaran lokasi ini dipisahkan oleh sebuah selat kecil yang menjurus ke luar.

Salah satu daya tarik yang istimewa di lingkungan Pantai Rindu Alam ini adalah adanya hutan pinus yang menjulang tinggi dan rindang. Tempat ini sangat cocok digunakan untuk berteduh dari teriknya sinar matahari saat siang hari. Selain itu, pengunjung juga memiliki kesempatan untuk berfoto dengan background deretan pohon pinus yang terlihat memukau.

Destinasi ini tak hanya disukai semua kalangan. Selain nyaman untuk dikunjungi, tempat ini sangat cocok untuk berswa foto dan selfie, karena keindahan alamnya.

Seorang pemerhati pariwisata banua, Syamsul Alam menilai, keindahan pantai ini tak kalah dengan destinasi wisata lainnya diberbagai daerah. Potensinya sangat besar untuk dikembangkan, menjadi tujuan wisata yang digemari. Hanya saja, butuh anggaran besar untuk pengembangannya.

“Jika hanya mengandalkan kemampuan pemerintah daerah untuk membenahi, rasanya butuh waktu lama karena memerlukan biaya besar. Saya rasa tempat ini bisa ditawarkan kepada investor untuk dikelola dengan baik, agar mampu memberikan income bagi daerah,” tuturnya.

Ia mengaku, sudah mengunjungi sejumlah destinasi di berbagai daerah, khususnya pulau Jawa. Potensi Rindu Alam nyaris sama, tapi di daerah lain dikelola secara profesional oleh investor sehingga maju.

“Kita juga bisa seperti mereka, asal pemkab berkenan membuka diri bagi dikelola dengan profesional. Beri kesempatan kepada investor untuk mengembangkannya. Saya optimis kedepan mampu memberikan pemasukan untuk daerah,” harapnya.

Dari pantauan dilapangan, Pantai Rindu Alam ternyata menjadi andalan warga Tanah Bumbu untuk berlibur. Tak heran jika nyaris setiap hari tak pernah sepi dari pengunjung. Pada hari biasa jumlah pengunjung pantai bisa mencapai ratusan orang. Sedangkan ketika libur panjang atau perayaan khusus biasanya pengunjung bisa menembus ribuan orang. Jadi tempat ini bisa menjadi referensi untuk refreshing.

Advertisements