Tanah Bumbu – Pelaksanaan Shalat Idul Fitri, Rabu pagi, 1 Syawal 1445 Hijriyah atau 10 April 2024 di lapangan Masjid Agung Al-Falah, Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan benar meriah terlihat padat dan penuh jemaah.
Sejumlah garis pembatas shaf untuk jemaah pria maupun wanita terisi penuh. Sebagian besar jemaah sampai tidak mendapatkan tempat di dalam masjid, yang akhirnya disediakan tenda untuk alas sajadah para jemaah di halaman sampai jalan raya.
Sejumlah aparat keamanan dari kepolisian dan security masjid juga terlihat mengawasi dan mengarahkan setiap jamaah yang masuk ke dalam lokasi pelaksanaan salat Idul Fitri.
Dalam pelaksanaan shalat Idul Fitri yang dimulai pada Pukul 07.30 WITA tersebut, menjadi kebanggaan warga Simpang Empat, Tanah Bumbu yang pada setiap tahunnya jemaah yang terus bertambah.
Sejarah Pembangunan Masjid Agung Al-Falah
Pembangunan Masjid Agung Al-Falah yang memiliki gaya arsitektural khas Timur Tengah dengan Kubah Besar dan Menara yang menjulang tinggi ini dimulai pada bulan April 2014 silam.
Pembangunan Masjid Al-Falah ini mengadopsi gaya khas Timur Tengah, dan beberapa desain khas Provinsi Kalimantan Tengah di bagian interior bangunan utamanya.
Bangunan utama masjid ini berdiri di lahan seluas 1,6 hektar. Pembangunannya dibiayai oleh pengusaha muslim kaya raya, Haji Samsuddin Andi Arsyad atau kerap dipanggil dengan nama Haji Isam, pendiri perusahaan Jhonlin Grup.
Karena dibangun sebagai Masjid yang super luas dan megah, tentu saja ribuan pengunjung dapat ditampung sekaligus. Selain bangunan utama yang memiliki luas yang besar, tentu saja kapasitas parkir yang disediakan juga sangat luas.
Lahan parkirnya dapat menampung hingga 100 kendaraan roda 4, dan kendaraan roda 2 hingga 150 unit. Lahan parkir ini ditata secara terpisah untuk khusus roda 4 dan roda 2, sehingga jalur keluar masuk kendaraan menjadi lebih efektif. Area parkir roda 4 ditempatkan di bagian selatan masjid, sedangkan roda 2 diletakkan di sisi utara masjid.
Arsitektural Masjid Agung Al-Falah
Jika dilihat sekilas, tentu saja kita akan langsung mengingat desain yang dimiliki oleh masjid-masjid di Timur Tengah pada umumnya, dengan ciri khas kubah utama berukuran besar, dengan beberapa menara yang menjulang tinggi seakan-akan menusuk langit.
Masjid Agung Al-Falah ini juga memiliki 1 kubah berukuran sangat besar, ditambah dengan 2 menara yang menjulang tinggi mengapit pintu gerbang utama, atau diletakkan pada sisi kiri dan kanan masjid, menyatu pada bangunan dinding plaza/halaman.
Masjid Agung Al-Falah ini dibangun persis seperti desain masjid timur tengah, dengan pelataran atau plaza yang luas, dikelilingi dengan tembok berongga.
Pelataran luas tersebut biasanya digunakan sebagai ruang tambahan sholat jika pada ruangan utama sudah tidak mampu menampung jamaah lagi. Biasanya event seperti ini terjadi pada saat pelaksanaan 2 hari raya, Idul Fitri dan Idul Adha.
Pada bagian Interior di dalam bangunan utama juga sangat indah, dengan berbagai hiasan kaligrafi, dan beberapa hiasan khas Provinsi Kalimantan Selatan.
Dinding bagian dalam dan luar pada bangunan masjid ini keseluruhannya memakai bahan baku batu granit sehingga terlihat sangat kokoh.
Bangunan masjidnya didirikan dengan 2 lantai, sehingga jamaah yang dapat ditampung menjadi dobel.
Untuk akses masuk ke areal wudhu, dilanjutkan dengan area utama sholat, diberikan 2 akses pintu masuk yang berbeda antara jamaah pria dan wanita, sehingga jamaah tidak perlu khawatir bertatap muka pada saat berwudhu maupun masuk ke dalam masjid.
Sebuah kolam yang berukuran lumayan besar juga dibangunan di 2 sisi masjid (kanan dan kiri) untuk menambahkan suasana sejuk bagi para pengunjung.
Kemegahan Masjid Agung Al-Falah ini akan terlihat pada saat malam hari. Disaat lampu hias menyinari kubah seakan-akan kubah raksasa tersebut terbuat dari emas. [khai]