Kotabaru, lenterabanua.com – Jumlah nelayan di kabupaten Kotabaru, Kalsel saat ini mencapai 13 ribu lebih. Karena nyaris sebagian besar penduduk kabupaten diujung tenggara Kalsel ini berprofesi sebagai nelayan. Mayoritas mereka merupakan nelayan tradisional.
“Kotabaru salah satu kabupaten di Kalimantan Selatan mempunyai wilayah yang perairan luas. Melihat kondisi ini, nelayan harus mendapat perhatian dari pemerintah agar mereka dapat terbantu dalam melakukan aktivitas melautnya,” ucap Wakil Ketua DPRD Kalsel, Muhammad Syaripuddin, di Kotabaru Minggu, (28/3/2021).
Namun ia menyayangkan, ternyata jumlah nelayan yang besar ternyata tak sebanding dengan jumlah penyuluh perikanan di kabupaten ini. Yakni hanya 17 orang, dua diantaranya akan pensiun tahun 2022 mendatang.
“Saya miris melihat kondisi ini, dan harus segera mendapatkan perhatian serius,” tegasnya.
Menurutnya, penyuluh perikanan di Kotabaru dibantu 6 orang tenaga honorer. Padahal jika menurut perhitungan target IKU, 1 orang penyuluh perikanan mengurus 15 kelompok belayan. Apabila 1 kelompok nelayan rata-rata berjummlah 20, orang maka diperlukan penyuluh perikanan sekitar 43 orang.
“Setelah saya melakukan reses dibeberapa tempat di Kotabaru, banyak masalah yang dihadapi nelayan, termasuk didalamnya kurangnya tenaga PPL,” lanjut legislator yang akrab disapa Bang Dhin ini.
Bang Dhin menjelaskan, bahwa peran penyuluh perikanan sangat penting karena bertindak sebagai konsultan, penasehat, dan pendamping masyarakat dalam mengembangkan usaha di bidang kelautan dan perikanan.
“Penyuluh perikanan dapat membantu nelayan meningkatkan pendapatan karena nelayan kita rata-rata tradisional. Diperlukan pendampingan dari penyuluh perikanan agar meningkatkan data saing,” tambahnya.
Lebih jauh ia mengatakan, perlunya pengembangan SDM kelautan dan perikanan, baik melalui pendidikan, pelatihan maupun penyuluhan.
“Perlu juga perhatikan jumlah, sesuaikan dengan jumlah nelayan. Biar kata penyuluhnya sangat jago, tapi klau nelayan yang diurusnya sangat banyak, mereka akan kewalahan. Jangan dikira mereka Superman. Kasian mereka, beban kerja terlalu tinggi,” tandasnya.
Untuk itu ia berharap, dalam waktu cepat bisa berkordinasi dengan stake holder terkait agar dapat memecahkan masalah ini.
Penulis Alhakim