Ig@sahabatbekantan
Tanah Bumbu, lenterabanua.com – Ditengah acara syukuran warga di desa Serdangan, kecamatan Kusan Tengah, kabupaten Tanah Bumbu, tamu undangan disajikan hiburan gratis.
Saat mereka sedang menikmati hidangan warga disuguhkan pemandangan menarik dari aksi koloni satwa endemik Kalimantan, Bekantan diseberang sungai yang hanya berjarak 20 meter dari permukiman warga empunya hajatan.
Aksi hewan bernama latin Nasalis Larvatus yang sedang bersantai di pepohonan ini, kontan menarik perhatian masyarakat.
Mereka yang datang dari luar desa ini takjub menyaksikan satwa dilindungi ini. Sebagian tamu undangan hajatan tak menyia-nyiakan momentum ini dengan mengabadikan sekelompok bekantan dengan kamera ponsel mereka.
Adi, warga Kusan Hilir ini misalnya, kagum melihat maskot Kalsel ini santai di pepohonan tersebut, tanpa peduli dengan aktivitas warga disekitarnya.
“Ini menarik sekali, bisa melihat sihidung macung saat berada diacara hajatan. Jarang ditemui momen-momen seperti ini, kalau di kota-kota jangan harap bisa melihat pemandangan seperti ini,” ungkap Adi, Minggu (4/4/2021).
Sementara dalam kondisi air pasang, membuat sejumlah bekantan hanya berdiam diri di pohon itu. Namun sesekali melompat-lompat dahan ke dahan lainnya.
“Bekantan sekarang sulit ditemui, karena habitatnya mulai terganggu. Semoga saja, tempatnya masih aman sehingga kita masih bisa melihat pemandangan-pemandangan seperti ini,” lanjutnya.
Hal senada diungkapkan Abdullah. Ia menilai momen seperti itu jarang ditemui. Meski dia mengaku sering melihat masih ada bekantan sering muncul di pepohonan saat dirinya lewat menggunakan perahu.
“Syukurnya masih sering saya lihat. Cuma kita tahu sendiri, sekarang bekantan memang kadang-kadang saja munculnya,” ujarnya.
Sementara itu, warga Sardangan, Amat, mengaku memang sering melihat segerombolan bekantan di jembatan. Mereka kerap muncul dan bermain di jembatan di lingkungan RT.2.
“Memang sering muncul sih, mereka juga tidak pernah mengganggu justru lucu. Bekantan ini memang perlu dijaga karena merupakan maskot Kalimantan,” pungkasnya.
Masyarakat menganggap, lokasi itu merupakan bagian kecil dari habitat satwa langka ini yang tersisa. Populasinya kian menyusut dan nyaris punah akibat terganggunya habitat mereka karena alih fungsi lahan. Warga Banua berharap keberadaannya tetap terjaga dari kepunahan. Tim