Penulis : Redaksi

Tanah Bumbu, lenterabanua.com – Tahun ajaran baru Juli mendatang, dinas pendidikan Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, mewacanakan belajar tatap muka di sekolah, PAUD, sekolah dasar maupun SMP. Namun pelaksanaan kegiatan ini masih menunggu restu kepala daerah.

Sementara pihak sekolah siap menggelar tatap muka jika sudah menjadi ketentuan pemerintahan.

“Kami menyatakan siap untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka di sekolah di tahun ajaran baru 2021/2022 Juli mendatang,” kata Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Batulicin, Karyadi, Rabu (2/6/2021).

Kepala SMPN 1 Batulicin, Karyadi bersama dewan guru.

Dikatakannya, pihaknya sudah mempersiapkan beragam penunjang untuk kegiatan tersebut. Diantaranya peralatan dan kebutuhan penerapan protokol kesehatan. Seperti masker, tempat cuci tangan, bilik hingga cairan disinfektan.

“Ruangan kelas juga sudah diatur sedemikian rupa untuk menerapkan social distancing bagi anak didik,” ucapnya.

Karyadi menyebutkan, untuk tenaga pengajar juga sudah menjalani vaksinasi tahap pertama.
Sedangkan tahap dua akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini, menunggu kesiapan pihak Puskesmas Batulicin.

Kepala SMPN 1 Batulicin, Karyadi siapkan fasilitas cuci tangan untuk mencegah Covid-19.

“Para orang tua anak didik sangat mendukung tatap muka digelar secepatnya, karena mereka sudah mulai jenuh dengan kebijakan daring atau belajar online di rumah,” bebernya.

Terkait teknis pelaksanaan pembelajaran tatap muka, Karyadi masih menunggu acuan dari Dinas Pendidikan kabupaten Tanah Bumbu.

“Kalau memang Disdik menyetujui untuk kelas 7, 8, 9 turun sekaligus, kami siap menjalankannya. Kita tunggu teknis dari dinas, apapun bentuknya akan disiapkan,” tuturnya.

Kepala Dinas Pendidikan kabupaten Tanah Bumbu,
Eka Sapruddin.

Sementara Kepala Dinas Pendidikan Tanah Bumbu, Eka Sapruddin mengatakan, wacana pelaksanaan pembelajaran tatap muka di sekolah direspon semua sekolah dibawah binaan pihaknya.

“Namun kepastian kegiatan masih menunggu restu kepala daerah,” tegasnya.

Menurut Eka, terkait vaksinasi bagi anak didik, tergantung ketersediaan vaksin dari pemerintah. Jika stok tersedia kemungkinan akan dilaksanakan vaksinasi massal bagi murid atau siswa.

Pengaturan jarak kursi bagi siswa sebagai syarat penerapan protokol kesehatan.

“Tapi jika tidak tersedia, ya tak perlu. Kecuali tenaga pengajar yang diharuskan,” paparnya.

Ia menyebutkan, jika nanti direstui kepala daerah, tatap muka akan menerapkan protokol kesehatan ketat secara standar sesuai instruksi pemerintah. Guna mencegah mengemukanya cluster baru Covid-19.

“Kita akan koordinasi dengan Satgas Covid-19 di daerah ini,” tandasnya.

Sementara soal teknis, Eka masih memformulasikan bersama jajarannya. Opsinya misalnya turun secara bergantian separuh siswa, dengan sistem shif.

“Misal sebagian masuk pagi, baru sisanya di jam siang. Nanti tidak ada jam istirahat, jadi usai selesai belajar mengajar langsung pulang,” pungkasnya.

Ditambahkannya, siswa dianjurkan membawa bekal sendiri dari rumah, karena kebijakan nantinya tidak boleh ada kantin sekolah yang buka. Tim

Advertisements