Penulis : Redaksi

Tanah Bumbu, lenterabanua.comAkibat Aktivitas Tambang, Jalan di Satui Barat Amblas

SELAIN merusak puluhan rumah warga, aktivitas tambang batubara menyebabkan badan Jalan Trans Kalimantan KM 171 Desa Satui Barat, Kecamatan Satui, Kabupaten Tanah Bumbu amblas.

Dampaknya arus lalu lintas terhambat, kendaraan terpaksa harus melintas secara bergantian dan hati-hati. Parahnya di lokasi itu kerap angkutan besar terjebak sehingga membuat macet.

Pantauan di lapangan, Senin (5/9/2022),
jalan nasional ini amblas hingga beberapa puluh centimeter persis dibagian tengah, hingga terbelah dua. Posisi kiri kanan akhirnya tak seimbang.

Dampaknya sulit dilintasi, terlebih kendaraan yang lebih kecil. “Tak bisa naik pak, nyangkut bumper,” keluh sopir yang mobilnya kesulitan melintasi jalan amblas tersebut.

Akses hanya bisa dilintasi satu bahu jalan secara bergantian bagi kedua jalur berlawanan. Pasalnya aspal yang amblas sangat rawan dilewati.

“Parahnya pak jika ada kendaraan angkutan besar terhambat melintas, juga menyebabkan arus terputus. Lihat antrian panjang kan hingga berkilo-kilometer,” ucap warga setempat.

Kondisi ini dikeluhkan pengguna jalan. Mereka mengaku khawatir melintas di jalur ini. Namun karena tak ada akses alternatif terpaksa tetap melewati jalan amblas ini.

“Saya setiap hari melewati jalan ini karena harus mengajar ke pesantren. Sebenarnya takut juga, tapi terpaksa karena tak ada jalan lain,” ujar Ustadz Abdur Rahman.

Ia mengaku takut jika kembali ada pergerakan struktur tanah karena rawan longsor akibat berada persis ditepi galian tambang batubara.

“Kami mendesak pihak terkait segera membenahi agar tak meresahkan masyarakat. Kalau bisa beli rumah-rumah warga untuk pelebaran jalan,” desaknya.

Sebagian pengguna jalan juga meminta agar jalur ini dipindah ke lokasi lebih aman. “Biar lebih aman dipindah aja jalannya,” tegas Hidayat, warga Batulicin yang sering lewat jalan ini.

Sementara Anggota DPRD Tanah Bumbu, H Hasanudin mendukung pemerintah kabupaten untuk mengambil langkah menghentikan sementara aktivitas tambang di lokasi tersebut.

“Agar lebih fokus dalam penanganan,” tegasnya.

Di sekitar lokasi jalan amblas terdapat galian bekas tambang dan areal pertambangan batubara masih aktif. Diantaranya milik PT MJAB.

Selain merusak fasilitas umum, dampak tambang juga menyebabkan rumah 23 KK rusak. Mereka menuntut tali asih atau ganti untung dan siap direlokasi karena sudah tak Bernai lagi bermukim diarea tersebut. [alh]

Advertisements