ilustrasi RSUD
Tanah Bumbu, lenterabanua.com – Keberadaan satu-satunya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Andi Abdurahman Noor di desa Sepunggur, kecamatan Kusan Hilir dan sebuah Rumah Sakit milik swasta di Simpang Empat, dinilai belum mampu mengakomodir kebutuhan masyarakat Tanah Bumbu.
Dengan cakupan 12 kecamatan, 144 desa, 5 kelurahan ditambah 8 desa persiapan, kedua RS yang berlokasi di wilayah perkotaan, dianggap cukup menghambat masyarakat yang berada di perbatasan. Misalnya kecamatan Satui yang berbatasan dengan kabupaten Tanah Laut. Permasalahan ini menjadi perhatian serius pemkab setempat.
Bupati dr Zairullah Azhar, belum lama tadi menyinggung wacana pembangunan rumah sakit di kecamatan Satui. Harapannya pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Satui dan sekitarnya bisa terlayani dengan cepat.
Saat dikonfirmasi, Sekretaris Daerah H Ambo Sakka, tak menampik rencana tersebut bahkan sudah dibahas bersama pimpinan daerah.
“Betul, rencana tersebut di Satui. Kita akan anggarkan pembangunan rumah sakit sebesar Rp65 Miliar di kecamatan Satui,” katanya, Minggu (8/8/2021).
Bahkan, lanjutnya, tahun ini sudah ada pembicaraan dan rencananya dianggarkan di 2022 mendatang. Alasan pembanguan rumah sakit, karena jarak ke RSUD AAN terlalu jauh dari Satui. Yakni sekitar 100 Km dan butuh perjalanan 2 jam.
“Pelayanan kepada masyarakat memang sangat penting agar mereka tak jauh-jauh lagi jika ingin dirujuk dari Puskesmas,” tandasnya.
Camat Satui, Abdul Rahim, mengatakan, wilayah yang dipimpinnya merupakan penduduk terpadat kedua setelah kecamatan Simpang Empat. Yakni mencapai 53 ribu jiwa atau dan 15 ribu KK.
“Jadi sangat layak menurut saya, apalagi menuju rumah sakit sangat jauh, kasian yang sedang sakit, lama diperjalanan. Warga sangat mengharapkan pembangunan Rumah Sakit itu,” tegasnya. ***