Penulis : Redaksi

Kotabaru, lenterabanua.com – Komitmen Pemerintah Kabupaten Kotabaru dalam membangkitkan perekomian melalui sektor pariwisata mendapatkan apresiasi Anggota Komisi II DPRD Kalimantan Selatan, Muhammad Yani Helmi.

Menurut legislator yang akrab disapa Paman Yani ini, dengan Festival Budaya Saijan (FBS), yang digelar selama 3 hari dan dibuka secara virtual oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, Jum’at (9/7/2021) malam, menjadi salah satu upayanya.

Pembukaan FBS dipusatkan di Pantai Gedambaan dihadiri Bupati Kotabaru Sayed Jafar, Wakil Bupati Kotabaru Andi Rudi Latif, Kepala Dinas Pariwisata Kalsel Syaripuddin, Anggota DPRD Kalsel M. Yani Helmi dan Ketua DPRD Kotabaru Syairi Mukhlis. Kegiatan tetap menerapkan protokol kesehatan COVID-19.

“Alhamdulillah malam tadi (Jum’at 9/7), kami diundang Bupati Kotabaru untuk menghadiri acara pembukaan Festival Budaya Saijan (FBS). Tentunya hal ini merupakan sebuah kebanggaan bagi kita semua karena acara ini masuk dalam rangkaian event nasional,” kata Paman Yani Sabtu (10/7/2021) melalui sambungan telepon.

Ia mengungkapkan, kegiatan FBS tersebut memiliki berbagai potensi wisata. Mulai dari wisata lautan, wisata pesisir, snorkeling, wisata pulau-pulau, wisata pegunungan, air terjun, serta kekayaan seni dan budayanya.

Namun disisi lain, ia mengingatkan kepada seluruh masyarakat Kotabaru khususnya dan Kalimantan Selatan pada umumnya agar selalu menjaga kelestarian alam dan bijaksana dalam mengeksplorasinya.

“Supaya anak cucu kita nantinya masih tetap bisa menikmatinya,” tambahnya.

Selain itu, pemerintah diminta untuk membatasi perkebunan-perkebunan seperti kelapa sawit dan karet agar hutan tetap lestari.

“Kalau memang kawasan itu ditetapkan untuk perkebunan, silakan saja dimanfaatkan sesuai dengan peruntukannya. Asal jangan membabat hutan yang dilarang pemerintah untuk perkebunan seperti hutan lindung agar tetap terjaga kelestariannya,” jelasnya.

Paman Yani juga meminta destinasi wisata menerapkan protokol kesehatan Covid-19 dengan baik, seperti membatasi jumlah pengunjung, menghindari kerumuman, menyediakan tempat mencuci tangan, sabun, hand sanitizer.

“Jika terjadi lonjakan kasus yang siginifikan di daerah tersebut, baiknya wisata ditutup dan dibuka kembali jika kasus sudah melandai. Hal ini sebagai upaya mewujudkan kepariwisataan aman di tengah pandemi Covid-19,” pungkasnya. ***

Advertisements