Penulis : Redaksi

Program Siska Ku Intip di PT Buana Karya Bakti Desa Jombang Kecamatan Satui

“Jadi, sapi digembalakan di areal perkebunan kelapa sawit yang diberi kandang elektrik atau kandang kejut listrik,” jelas dia.

Dalam kandang elektrik berukuran 2 hingga 3 hektar, lanjut dia, sapi digembalakan untuk memakan rumput liar. Selain memakan rumput, sapi juga mengkonsumsi dahan dan daun kelapa sawit yang rusak atau sudah kering.

“Ini menguntungkan bagi perusahaan kelapa sawit, tidak mengeluarkan biaya untuk membasmi rumput liar karena tidak perlu herbisida. Selain itu, dahan dan daun kering kelapa sawit tidak menjadi limbah setelah dipangkas karena langsung menjadi pakan sapi,” lanjut dia.

Lebih lagi, kotoran sapi turut memberi manfaat sebagai pupuk untuk tanaman kelapa sawit.

“Perusahaan tidak mengeluarkan lagi biaya untuk pupuk, jadi program ini memberi manfaat bagi peternakan sapi juga perkebunan kelapa sawit,” lebih dia.

Kepala Dinas KPP Pemkab Tanbu, H Hairuddin mengungkapkan, Program Siska Ku Intip di Kabupaten Tanah Bumbu dimulai tahun 2016 silam.

PT Buana Karya Bakti (BKB) perusahaan perkebunan kelapa sawit menjadi pilot project pelaksanaan program SISKA KU INTIP di Kabupaten Tanah Bumbu dengan mendatangkan sapi jenis Brahman Cross (BX) dari negara asalnya Australia.

Saat ini, jumlah sapi di peternakan milik PT BKB di program Siska Ku Intip berjumlah 1.060 ekor. Peternakan sapi Siska Ku Intip PT BKB sudah memiliki 3 kandang elektrik dengan ukuran 2 hingga 3 hektar setiap kandang.

“Kandang kejut digunakan untuk menggembalakan sapi hamil, dara siap kawin dan menyusui, kemudian ada satu kandang pedet permanen untuk siap potong dan satu untuk siap jual,” rinci dia.