Penulis : Redaksi

Tanah Bumbu, lenterabanua.comDampak Pertambangan, Rumah 23 KK di Satui Terancam Ambruk

SEBANYAK 23 kepala keluarga (KK) di Jalan Trans Kalimantan KM 171 Satui Barat, Kecamatan Satui, Kabupaten Tanah Bumbu, mengaku resah. Pasalnya bangunan tempat tinggal mereka terancam ambruk akibat adanya aktivitas pertambangan batubara di sekitar permukiman warga.

Dan seperti inilah kondisi rumah-rumah warga yang mengalami kerusakan parah akibat dampak kegiatan tambang batubara yang beroperasi di desa itu, Senin (5/9/2022) sore.

Parahnya kerusakan bangunan tempat tinggal warga ini membuat penghuninya dihantui keresahan.

Mereka takut setiap saat huniannya tiba-tiba runtuh dan menimpa anggota keluarganya. Sehingga sebagian warga terpaksa mengungsi ke tempat lain yang lebih aman.

“Sebagian tetap berusaha bertahan di rumah yang rusak,” ungkap Mahisa, salah satu warga terdampak.

Menurut H Arsyad, pemilik rumah paling parah terdampak, warga yang menjadi korban aktivitas tambang. Penurunan tanah menjadi penyebab kerusakan. Karena didepan permukiman warga yang hanya berjarak beberapa puluh meter terdapat lokasi tambang batubara dan bekas galian batubara.

“Saat diguyur hujan deras terjadi penurunan tanah,” ucapnya melas.

Kondisi ini sudah berlangsung sejak 3 bulan lalu. Namun kian parah dalam sejak 1,5 bulan ini. Lebih tragis beberapa hari terakhir, setelah intensitas curah hujan tinggi.

“Kami pernah mendapatkan tali asih dari perusahaan untuk perbaikan. Tapi kini dampaknya tambah parah. Jadi sudah tak berani lagi bertahan. Kami menuntut ganti untung dan siap direlokasi,” tambah korban lainnya.

Kini mereka hanya bisa meratapi nasib dan menyuarakan aspirasi dengan aksi simpatik ditepi jalan. Harapan ada pihak berwenang memberikan respon.

Pantauan di lapangan, selain merusak rumah warga, aktivitas tambang juga merusak jalan nasional. Badan jalan mengalami penurunan hingga setengah meter lebih.

Pasalnya struktur tanah amblas ke galian bekas tambang yang berada persis ditepi jalan, dampaknya mengganggu arus lalu lintas dan menyebabkan macet hingga berkilo-kilometer.

Sementara PT MJAB, tambang batubara yang paling dekat dengan area permukiman warga saat dikonfirmasi belum bersedia memberikan keterangan. [tim]

Advertisements