Tak lama setelah ada mahasiswa membakar ban, masing-masing Ketua BEM menarik mundur anggotanya dan meninggalkan lokasi aksi, Kamis (14/4/2022) siang.
Banjarmasin, lenterabanua.com – Demonstrasi ratusan mahasiswa BEM se Kalsel menolak masa jabatan presiden tiga periode depan Gedung DPRD Provinsi Kalsel, Kamis (14/4/2022) terpecah.
Masing-masing Ketua BEM seketika menarik mundur massanya dan meninggalkan lokasi aksi, pasca adanya pembakaran ban bekas di barisan belakang.
Koordinator Wilayah BEM se Kalsel, Habibillah Al Badari tak membantah perpecahan itu. Namun ia memastikan itu tidak mengganggu perjuangan mahasiswa tentang penundaan Pemilu 2024, perpanjangan jabatan presiden tiga periode, kelangkaan dan mahalnya harga minyak goreng di pasaran serta kenaikan PPN dari 10 menjadi 11 persen.
Sebab perwakilan dewan, Rosehan Noor Bahri dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang menemui sudah berjanji memfasilitasi sidang rakyat pada 20 April mendatang. “Kita fokus saat ini bagaimana sidang rakyat benar-benar terjadi,” ujarnya.
Ia sempat menyayangkan ternyata masih ada yang tidak menyepakati hasil konsolidasi yang dilakukan mahasiswa sebelum aksi. “Bisa dipahami yang tidak konsolidasi dan tidak sepakat begitulah kejadiannya,” ucapnya.
Sementara Iqbal dari UIN Antasari, yang juga salah satu peserta aksi melihat bubarnya kawan-kawan peserta aksi hanya disebabkan adanya miskomunikasi antara sesama peserta aksi yang dipimpin BEM se Kalsel. Namun ini akan menjadi bahan evaluasi kedepan.
“Miskomunikasi saja, mungkin karena puasa sehingga koordinasi tidak berjalan dengan baik. Kami baru bakar ban, tapi mereka sudah membubarkan diri,” tutupnya. [sya]