Banjarbaru – Panti Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas (PRSPD) Iskaya Banaran terus berupaya meningkatkan kemandirian penyandang disabilitas melalui pelatihan keterampilan kerja berbasis vokasional.
Sepanjang tahun 2025, tercatat sebanyak 45 klien mengikuti program rehabilitasi sosial sekaligus pelatihan keterampilan di panti tersebut.
Kepala PRSPD Iskaya Banaran, Gusti Muhammad Reza Pahlevi, mengatakan bahwa peserta pelatihan tahun ini terbagi ke dalam dua angkatan.
Untuk angkatan VII, jumlah peserta sebanyak 20 orang, sementara 25 orang lainnya berasal dari angkatan VI.
“Total untuk tahun 2025 ini ada 45 klien yang mengikuti program rehabilitasi dan pelatihan. Untuk angkatan VII ini berjumlah 20 orang dan saat ini sudah memasuki tahap magang atau praktik kerja lapangan,” kata Pahlevi, Banjarbaru, Senin (8/12/2025).
Menurut Pahlevi, para klien dibekali beberapa jenis keterampilan utama, yakni bengkel, komputer, tata boga, menjahit, serta keterampilan pendukung lainnya sesuai dengan minat dan kemampuan masing-masing.
“Selama enam bulan mereka kita bina, dan saat ini bisa dikatakan sudah menguasai keterampilan dasar sesuai bidangnya. Tinggal penguatan di lapangan melalui magang,” jelasnya.
Ia menambahkan, tahap magang dilaksanakan di 12 titik lokasi, yang terdiri dari perhotelan, usaha barbershop, percetakan, Balai Perikanan Kementerian, serta beberapa mitra usaha dan dunia kerja lainnya.
“Alhamdulillah, perusahaan dan tempat magang menerima dengan terbuka. Karena sebelumnya kami sudah menyurati secara resmi, dan ini juga bagian dari komitmen dunia usaha dalam memenuhi ketentuan penerimaan penyandang disabilitas,” tambahnya.
Pahlevi menyampaikan, angkatan VII dijadwalkan akan menyelesaikan masa magangnya dalam beberapa hari ke depan, dengan rencana penutupan program pada pertengahan bulan ini.
Selain pelatihan keterampilan, PRSPD Iskaya Banaran juga menaruh perhatian pada pembinaan mental, sosial, dan keagamaan, mengingat sebagian besar klien berasal dari luar daerah dan harus tinggal jauh dari keluarga.
“Rasa rindu pasti ada. Tapi pengasuh dan instruktur di sini terus mendampingi, membangun kedekatan, kemandirian, dan kebersamaan. Alhamdulillah mereka betah, bahkan ada pengalaman sebelumnya klien merasa enggan pulang karena sudah nyaman,” ungkapnya.
Dalam rangka Hari Disabilitas Internasional (HDI), Pahlevi mengatakan pihaknya turut melibatkan para klien dalam berbagai kegiatan, antara lain menghadiri peringatan di tingkat kecamatan, kegiatan di Fajar Harapan, serta agenda rekreasi dan outbound sebagai sarana penguatan kebersamaan.
“Kami selalu berupaya melibatkan klien dalam kegiatan sosial agar mereka percaya diri, memiliki ikatan kekeluargaan, dan siap kembali ke masyarakat,” pungkasnya. [rns.mc]





