Penulis : Redaksi

Kabupaten Banjar, lenterabanua.com – Komisi II DPRD Banjar mengusulkan agar dana tanggap bencana pasca-banjir sebagian dialokasikan untuk membantu pengeringan hasil padi warga petani yang terendam banjir.

“Pemkab alokasikan dana untuk memfasilitasi pengangkutan padi warga petani yang basah akibat terendam banjir ke pabrik pengeringan di kecamatan Gambut dan kecamatan Beruntung Baru,” ucap Saidan Pahmi, anggota Komisi II DPRD Banjar, melalui sambungan selular, Selasa (2/2/2021).

Lebih lagi, dikatakan dia, meminta Pemkab Banjar melalui dinas terkait untuk membuat proposal usulan yang ditujukan ke pemerintah pusat.
Untuk jangka panjang, kata Saidan, Pemkab Banjar agar membuat proposal bantuan ke pemerintah pusat.

“Sehingga, kedepan ada penambahan pengeringan padi setidaknya ada tambahan 3 buah yang dibangun di kecamatan Sungai Tabuk atau kecamatan Martapura Barat. Kemudian, kecamatan Astambul, dan di kecamatan Martapura,” sambung politikus senior Partai Demokrat ini.

Langkah lainnya, dia meminta, pemerintah daerah setempat mengkoordinasikan tersedianya bibit (benih) padi yang mati karena terendam banjir agar para petani bisa kembali bercocok tanam tahun 2021. “Serta, perlu ada Akselerasi pembuatan peraturan daerah (Perda) penyelenggaraan cadangan pangan kabupaten banjar,” sebut dia.

Sebabnya, lanjut dia, dampak dari terjangan banjir besar awal tahun 2021, mangancam stok pangan di Kabupaten Banjar. “Sebanyak 195,6 Ton padi yang terdata terendam banjir,” terang dia.

Dibeberkan dia, banjir juga merusak persemaian padi 114.567 kg atau jika ditanam di lahan setara dengan lahan seluas 11.456 hektar.

“Bahkan, dari keterangan Dinas Ketahanan Pangan dan Holtikultura setempat saat rapat dengar pendapat (RDP) pada Selasa (2/2/2021) di ruang Komisi II DPRD Banjar, terhitung alat mesin pertanian milik petani baik berasal dari hibah pemerintah maupun milik sendiri yang ikut terdampak sedikitnya 1.253 unit,” beber legislator asal kecamatan Sungai Tabuk ini.

Kemudian, tambah dia, tanaman lainnya yang ikut terdampak kacang panjang 35 hektar, cabe besar 39 heltar, cabe rawit 148 hektar, tomat 6 hektar, timun 30 hektar, semangka 20 hektar, terong 30 hektar, durian 130.409 pohon, pisang 456.827, serta jeruk 570.349 batang pohon.

“Sementara,indeks rasio ketersediaan pangan Kabupaten Banjar yang dihitung berdasarkan jumlah produksi pangan dibagi dengan kebutuhan konsumsi penduduk setempat sebelum terjadi anjir adalah 1,5. Kemudian, setelah terjadinya banjir yang hampir merata di 18 Kecamatan se Kabupaten Banjar, sampai dilakukannya RDP hari ini, angka tersebut turun menjadi 1,3,” jelas dia.

Makna dari indeks rasio tersebut adalah apabila angka tersebut 1,0 maka ketersediaan pangan pas-pasan mencukupi untuk 1 tahun konsumsi penduduk Kabupaten Banjar. Apabila kurang dari 1,0 maka ketersediaan pangan tidak mencukupi untuk 1 tahun.

“Standar dalam ketahanan pangan, idealnya ketersediaan pangan dalam satu kabupaten harus tersedia minimal mencukupi untuk kebutuhan 1 tahun 3 bulan atau indeks rasio sekitar 1,25. Posisi di angka rasio 1,3 bagi Kabupaten Banjar memang masih aman untuk ketersediaan pangan kita, hanya saja harganya mungkin sedikit naik mengikuti logika ekonomi,” tutup dia.

Advertisements