Site icon lenterabanua.com

Bimtek LKSA Pelayanan Sosial Anak, Fokus Pemahaman Agama

Banjarbaru, lenterabanua.com – Forum Nasional Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) gelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Standarisasi Pelayanan Sosial Bagi Anak Berbasis Masyarakat di seluruh Indonesia. Kegiatan bertema ‘Pengasuhan Tanpa Kekerasan dari Perspektif Agama’ ini digelar di Hotel Novotel Banjarbaru, Kamis (22/6/2023).

Bimtek dihadiri para praktisi dan pekerja sosial yang memiliki peran penting dalam memberikan pelayanan sosial kepada anak-anak. Salah satu narasumber kompeten, Rosita Tandos. Ia memberikan paparan mengenai pentingnya pemahaman agama dalam membangun ketahanan sosial.

Rosita menjelaskan agama memiliki pengaruh yang kuat terhadap perilaku manusia serta kemampuannya dalam mengatasi masalah, membuat keputusan, mengenali diri sendiri, dan merespons kehidupan dengan bijak.

“Salah satu aspek penting dari pemahaman agama adalah religiosity, yaitu tingkat keterlibatan dan kepatuhan individu terhadap ajaran agama,” ungkapnya.

Religiosity, tuturnya, memiliki peran positif dalam mempengaruhi ketahanan sosial dan melindungi individu dari perilaku kekerasan yang merugikan.

“Masyarakat yang memiliki tingkat religiosity yang tinggi cenderung memiliki prosedur dan sistem internal yang kuat dalam melindungi anak-anak dari berbagai bentuk kekerasan,” imbuhnya.

Agama juga, sambungnya, memiliki keterkaitan yang erat dengan keyakinan dan budaya. Agama sering menjadi faktor penentu dalam membentuk nilai-nilai, norma, dan etika yang berlaku dalam masyarakat.

“Oleh karena itu, pemahaman agama yang mendalam sangat penting bagi praktisi atau pekerja sosial yang terlibat dalam program-program yang bertujuan melindungi anak-anak dan keluarga,” tukasnya.

Ketua Umum Forum Nasional LKSA, dr Zairullah Azhar, melalui zoom meeting menyampaikan, anak-anak merupakan harapan masa depan bangsa dan penerus generasi mendatang.

“Setiap komponen masyarakat memiliki tanggung jawab serius untuk memberikan perhatian yang besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak-anak, terutama keluarga,” ungkapnya.

Namun, terangnya, tidak semua anak memiliki orang tua yang lengkap, bahkan ada yang yatim piatu atau tidak memiliki keluarga sama sekali.

“Dalam konteks ini, peran pengasuh sangat penting dalam menjalankan tugas hukum yang berkaitan dengan kepentingan anak-anak yang tidak memiliki keluarga lengkap atau keluarga yang tidak mampu, sesuai dengan undang-undang yang berlaku di Indonesia,” tandasnya.

Sehingga, lanjutnya, LKSA hadir sebagai lembaga yang bertugas menjadi pengasuh bagi anak-anak yatim/piatu, kurang mampu, dan terlantar.

Bupati Tanah Bumbu, ini juga mengungkapkan Program Satu Desa Satu Masjid (SDSM) di Tanah Bumbu. Program ini merupakan bagian dari visi-misi untuk mencapai sumber daya manusia yang berkualitas, produktif, dan berakhlak mulia.

“SDSM merupakan gerakan komprehensif yang melibatkan seluruh elemen masyarakat untuk memakmurkan masjid-masjid di desa-desa Kabupaten Tanah Bumbu, secara serentak,” terangnya.

Program SDSM ini, tuturnya lagi, bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia, khususnya melalui pengembangan generasi Qurani bagi anak-anak Muslim.

“Mereka diberikan ilmu dan pendidikan keagamaan di lingkungan masjid setempat, dengan harapan dapat tumbuh menjadi individu yang cerdas, berilmu, beriman, bertaqwa, dan kompetitif,” bebernya.

Diharapkan melalui implementasi program SDSM ini, ungkapnya, anak-anak di Tanah Bumbu akan menjadi generasi yang cerdas, pintar, berkecukupan, dermawan.

“Dan mampu menjadi tokoh nasional, bahkan Menteri atau Presiden Indonesia di masa depan,” harapnya.

Melalui bimtek ini dan upaya yang dilakukan LKSA serta pemerintah daerah, diharapkan pemahaman agama yang komprehensif dan berbasis pengetahuan dapat menjadi landasan kuat dalam membangun ketahanan sosial.

Dengan pemahaman agama yang lebih baik dan peningkatan religiosity masyarakat, diharapkan tercipta lingkungan yang aman, penuh kasih sayang, serta menghormati dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

Bimtek merupakan kerjasama kementerian PPPA dengan Fornas LKSA-PSAA/PW fornas LKSA-PSAA Kalimantan Selatan. Dilaksanakan selama 2 hari secara offline LKSA, diikuti 40 pengurus LKSA-PSAA pusat dan daerah se-Indonesia. [yat]

Exit mobile version